STISNU

Kategori
Kampus News

MAHASISWA HES 21 REGULER AGENDAKAN ZIARAH PANJALU DAN STUDI BANDING

MAHASISWA HES 21 REGULER AGENDAKAN ZIARAH PANJALU DAN STUDI BANDING

Kota Tangerang, 10 Juni 2021

Tradisi non akademik yang digalakan Sekolah Tingg Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang adalah ziarah qubur dan mengunjungi situs jejak wali di nusantara, salah satunya sedang dicanangkan oleh Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah Reguler angkatan tahun 2001 berziarah sekaligus ber-studi bandung ke kampus STAINU Tasikmalaya Jawa Barat.

Agenda tersebut direnakan setelah berlangsung Ujian Akhir Semester (UAS) perkuliahan semester genap tahun 2021, tepatnya pada tangal 25 s.d 26 Agustus 2021, dengan rute Panjalu Situ Lengkong, Panjalu, Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, yakni makam Prabu Hariang Kencana atau Borosngora atau Sayid Ali Bin Muhammad bin Umar, seorang ulama penyebar agama Islam di wilayah itu. Kemudian ke Pamijahan Syekh Haji Abdul Muhyi dan ke situs Goa Safarwadi yang lokasinya tidak berjauhan. Setelah dari situ dilanjutkan ke Gunung Haruman makam Syeikh Jafar shidiq Sunan Haruman Garut. Terakhir diagendakan studi banding ke STAINU Tasikmalaya Jawabar.

Kuota peserta kegiatan studi banding dan wisata religi ini sebanyak 150 orang, dengan biaya Rp. 400.oo0.- perorang. Pastinya dengan fasilitas yang menyenangkan mulai dari bis eksekutif full ac, snack, makan siang, penginapan dan jersey atau kaos acara. Keberangkatan nantinya dari Kampus STISNU.

Bagi yang berminat, maka silahkan hubungi Sahabat Fahrizal 0895-0302-9385, Sahabati Desy 0812-1306-3144. Pembayaran dapat di transfer ke Rek 8681013431 BCA an Sherly Fahrina Putri. Ingat, jika sudah transfer segera konfirmasi ke Bendahara.

“mari kita tradisikan kembali kegiatan ziarah pasca ujian semester sebagai karakter mahasiswa STISNU Tangerang.”

 

Kategori
Kampus News

Doktor Qustulani Nahkodai STISNU 2021 s.d 2026

Doktor Qustulani Nahkodai STISNU 2021 s.d 2026

KOTA TANGERANG, stisnutangerang.ac.id — Doktor H. Muhamad Qustulani secara resmi menjadi Ketua baru Universitas Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara, Jalan Perintis Kemerdekaan Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten. Periode 2021-2026.

Terpilihnya Dr. Muhamad Qustulani secara aklamasi pada rapat tertutup pemilihan ketua Kampus pada Universitas STISNU Nusantara Tangerang. Jum’at, (28/5/2021) Siang.

Pada kesempatannya, KH. A. Baijuri Khotib Ketua Demisioner STISNU Nusantara Tangerang berharap kepengurusan STISNU ke depan dapat lebih baik dibanding sebelumnya, memperbaiki kekurangan dan memperkuat kelebihan.

“Jadi, kini sudah waktunya Restrukturisasi kepengurusan, dan saatnya yang muda berada di barisan terdepan, menjadi yang terbaik,” pesannya.

Dilokasi yang sama Gus Fani sapaan akrab Dr. Muhamad Qustulani dalam sambutannya mengatakan STISNU harus bisa mengejar dan berlari dari segala ketertinggalan. termasuk berada pada satu atau dia digit sebagai kampus mapan.

“Insya Allah, kita akan menggunakan manajemen tangga, satu persatu diperkuat. Ke depan STISNU akan jadi kampus terdepan di Tangerang Raya,” ucap Gus Fani.

Ia menambahkan kontribusi STISNU dalam dunia pendidikan harus lebih dapat ditingkatkan, sehingga keberadaan kampus dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Tangerang Raya pada khususnya.

“Dan Kehadiran STISNU Nusantara harus dapat dirasakan oleh masyarakat Tangerang, Banten,” tukasnya.

Sebagai informasi, pengesahan ketua Kampus STISNU periode 2021-2026 diikuti oleh anggota senat dan yayasan, diakhiri dengan membacakan surat Alfatihah dan ditutup pembacaan doa oleh KH. Bahrul Hikam.

Kategori
Kampus

Mudzakarah Ulama: Jihad Ulama Menyelamatkan Umat dari Hoax

Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan para masyaikh dan ulama terkait maraknya hoax di media social. Bahkan decade 2018-2019 bahwa hoax seakan menjadi tradisi baru yang dilestarikan oleh generasi bangsa, sehingga terkesan adalah istilah “tiada hari tanpa share hoax.”

Ironinya, pertama, isu social yang dihoax-i tidak hanya berkaitan dengan politik, akan tetapi juga merambah isu-isu bencana yang sedang menerpa bangsa Indonesia.

Kedua, ironi rasanya penyebar hoax adalah kelompok yang dapat dikategorikan memiliki ilmu agama yang mumpuni, terutama dimediasi oleh akun-akun media social yang banyak mengatasnamakan akun atau simbol agama.

Seharusnya pelabelan akun media social dengan nama yang berkaitan dengan simbol agama tidak digunakan untuk menyebarkan berita bohong melainkan berita dakwah yang mengajarkan pada kebaikan.

Atas dasar itu, kegiatan ini digagas bertujuan untuk membentengi umat dan bangsa dari bahaya hoax. Pasalnya, dikatakan bahwa ghibah lebih buruk daripada zina karena orang yang berzina mungkin cukup dengan bertaubat kepada Allah.

Sementara orang yang ghibah dan sejenisnya tidak cukup hanya dengan bertaubat kepada Allah tetapi juga dituntut untuk meminta maaf kepada orang yang sudah dighibahinya. Belum lagi banyak hadits yang menyatakan bahwa ghibah dan sejenisnya dapat menghilangkan kebaikan yang telah dilakukan, ironinya, kebaikan tersebut kemudian ditransfer cuma-Cuma (gratisan) pada orang yang sudah dighibahinya.

Maka dari itu, sudah menjadi tugas penting bagi para alim ulama dan masyaikh untuk mengingatkan umat dari bahaya ghibah yang diawali melalui forum MUDZAKARAH ULAMA KHARISMATIK BANTENG “Moderasi Beragama: Jihad Ulama Menyelamatkan Umat dan Bangsa dari Bahaya Hoax,” yang diselenggarkan oleh Yayasan Benteng Nusantara Cendekia Nahdlatul Ulama bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama Republik Indonesia di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatu Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang.

Kategori
Kampus News

Dosen STISNU Ikut Jadi Penulis Buku Panduan ASN Kemenag RI

Tangerang Selatan, STISNU News

Ujaran kebencian di dunia maya saat ini sangat banyak beredar. Sampai ada beberapa oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ikut terlibat di dalamnya. Padahal ASN mestinya memberikan contoh kepada masyarakat.

Sekretaris Itjen Kemenag M Tambrin mengungkapkan, ada beberapa ancaman dan tantangan bagi ASN, yakni darurat narkoba, pornografi, perselingkuhan, Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN) serta intoleran, radikalisme, terorisme.

Hal itu disampaikan saat membuka Kegiatan Penyusunan Buku ASN, Transnasional dan Media Sosial di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kemenag RI, Jalan Ir H Juanda No 37 Ciputat, Selasa (13/11) sebagaimana dilansir NU Online.

“Sebab itu Itjen menginisiasi harus ada panduan buku untuk ASN, khususnya di lingkungan Kemenag. Ini menjadi bacaan dan panduan wajib bagi ASN di lingkungan Kemenag, saat ini ada 127 ribu ASN yang ada di bawah Kemenag,” terangnya.

Menurutnya, masalah-masalah yang menimpa ASN menjadi tantangan bagi para ASN, tidak menutup kemungkinan ASN terlibat dalam salah satunya. Misalnya, radikalisme dan intoleran. Ini menjadi salah satu tantangan bagi para ASN. Berawal dari pandangan agama kemudian berlanjut pada klaim kebenaran.

Ia berpesan, jangan sampai ASN di lingkungan Kementrian Agama (Kemenag) berwawasan radikal, mengusung khilafah dan menganggap demokrasi bertentangan dengan agama.

“Dengan adanya buku panduan ini,  diharapkan menjadi pedoman bagi mereka. Karena penyebaran radikalisme ini sangat masif. Dengan berkembangnya media sosial. Bahkan berdasarkan penelitian, ada 21% guru tidak setuju adanya peribadatan agama lain di lingkungannya. Dan 54% persen pandangan masyarakat tidak setuju dengan adanya rumah ibadah agama lain,” terangnya.

Sebab itu Inspektorat Jendral (Itjen) Kemenag RI mengumpulkan Dosen, Wartawan, Penghulu, Kepala KUA untuk menulis buku panduan tersebut. Salah satu yang diundang sebagai penulis adalah Kaprodi HKI STISNU Nusantara Ahmad Suhendra, M.Hum. Acara diselenggarakan dari hari Selasa sampai Jum’at, 13-16 November 2018.

Kategori
Kampus News

Diseminasi SPMI Motivasi Budaya Mutu Internal Perguruan Tinggi

Tangerang, STISNU News

Direktorat Penjaminan Mutu berupaya terus memotivasi Perguruan Tinggi (PT) agar sadar mutu melalui implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) secara berkelanjutan. SPMI merupakan roh bagi pelaksanaan Pendidikan Tinggi di Perguruan Tinggi.

“Untuk memotivasi budaya mutu, kami melakukan kegiatan Diseminasi SPMI untuk penyegaran dan mengingatkan kembali Perguruan Tinggi tentang pengimplementasian SPMI,” tutur Kasubdit Pengembangan Sistem Mutu Dr Syahrul Aminullah.

Kegiatan dilakukan bagi Perguruan Tinggi di bawah naungan Kementerian lain yang tersebar di seluruh Indonesia, salah satunya adalah yang dilakukan di Aula Kampus STISNU Nusantara, Sabtu (03/11).

Acara dibuka oleh Wakil Ketua Bid Kemahasiswa Dr Bahrudin. Menurutnya, kedatangan Tim SPMI Kemenristekdikti turut memperhatikan mutu PT lain di luar naungannya. Agar PT dapat bermutu dan berdaya saing secara nasional dan juga internasional.

Pada kesempatan ini disampaikan materi mengenai SPM Dikti, SPMI dan SPME yg disampaikan oleh Tim Pengembang SPMI, Meita Lukitawati Sujatna, S.S., M.Hum dan Dr. Dra. Ienneke Indra Dewi serta anggota Majelis BANPT, Prof. Bambang Suryoatmono.

Pada kesempatan ini sekaligus juga disosialisasikan layanan media konsultasi online melalui laman spmi.ristekdikti.go.id dan SPMI mobile berbasis android. Para penggiat mutu dapat langsung berkomunikasi dengan para fasilitator yg siap membantu dan memberikan solusi terkait implementasi Sistem Penjamiman Mutu.

Kategori
Kampus News

Teliti Kitab al-Jurumiyyah, Dosen STISNU Tangerang Raih Doktor

Tangerang Selatan, STISNU News
Teks-teks ilmu nahwu tidak saja bisa diartikan sebagai buku teori gramatika Bahasa Arab. Muhammad Qustulani membedah makna imajinatif sufistik yang dikandung dalam kitab Syarh Ajurumiyyah karya Ibnu Ajibah.
“Nahwu itu sebuah perjalanan sufistik. Belajar nahwu itu belajar kajian ilmu sufi,” kata Dosen yang juga Wakil Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Tangerang itu menjelaskan temuannya usai sidang di auditorium Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (11/10).
Secara denotasinya, kitab Ajurumiyah karya As-Sonhaji memang menjelaskan sistem gramatika bahasa Arab. “Makna denotasi Ajurumiyah menekankan makna-makna gramatikal, tidak ada lain selain itu,” ujarnya.
Namun, jelasnya, Ajurumiyah juga bisa dimaknai dengan konstruksi makna berbeda. Sebagai orang yang berlatar belakang sufi, Ibnu Ajibah membacanya dengan perspektif sufistik.
“Ajurumiyah itu merupakan simbol atau wujud ekspresi perjalanan para sufi,” terangnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hasaniyah Rawalini itu menjelaskan, bahwa makna imajinatif dari mubtada adalah Allah. Sebab, ibtida tidak pernah terlihat. Sementara khabar adalah berita-berita ketuhanan, seperti alam semesta.
“Jadi, saya meyakini bahwa simbol-simbol nahwu merupakan ekspresi perjalanan pengetahuan. Jadi, bukan hanya sebatas ekspresi gramatikal,” tutur alumnus Pondok Buntet Pesantren itu.
Qustulani berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul Makna Imajinatif Nahwu: Studi Kitab Ajurumiyyah Ibn Ajibah di hadapan para penguji. Ia mendapatkan nilai rata-rata disertasinya 95 dan rata-rata nilai seluruh kuliahnya 89,18. Ia berhak mendapatkan nilai cumlaude.
“Maka sidang penguji menetapkan bahwa promovendus dinyatakan lulus dengan predikat kumlaud,” kata Ketua Sidang sekaligus Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Masykuri Abdillah. (Syakir/NU Online)