STISNU

Sejarah STISNU Nusantara

Sejarah STISNU Nusantara Tangerang

Sejarah berdirinya STISNU (Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama) NU Santri Tangerang Raya (NUSANTARA) Tangerang tidak terlepas dari usaha Yayasan Benteng Nusantara Cendekia –Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (YBNC-PTNU) Tangerang dan Pengurus Cabang NU Tangerang Raya yang menginginkan adanya perguruan tinggi NU di Tangerang.

Sebab itu, berawal dari ide-ide pemikiran para tokoh sesepuh kiyai khos Banten dan para intlektual muda NU yang diadakan di Tangerang City Ruko PT. JML pada selasa, 03 Januari 2012, maka usaha konkrit pendirian harus segera direalisasikan. Maka dari itu, sebutan STISNU menjadi tujuan utama dan target untuk membumikan Sekolah Tinggi NU. Adapun inisiator pendirian perguruan tinggi Nahdlatul Ulama di Tangerang, di antaranya:

  1. H. Ismet Iskandar (Bupati Tangerang)
  2. Edi Djunaedi Nawawi (Tokoh Sepuh NU Tangerang)
  3. A. Baijuri Khotib (Pengasuh PP Assaadah Li Nahdlatil Ulama Kota Tangerang)
  4. M. Mansur Hasan  (Pengasuh PP Al-Hasaniyah Rawalini Teluknaga Tangerang)
  5. Mujib Qulyubi, MH (Ketua STAINU Jakarta/ Katib Syuriah PBNU Jakarta)
  6. Dasep Sediana, M.Si (Tokoh Muda Tangerang)
  7. Muhamad Qustulani  (Tokoh Muda Tangerang)
  8. Muhammad Satria (Tokoh Muda Himasal)

Kemudian, dalam rangka merespon kebutuhan pendirian perguruan tinggi NU di Tangerang, dibentuklah tim yang diketuai oleh H. Muhamad Qustulani yang mengurusi teknis operasional persyaratan berdirinya perguruan tinggi, dan tim pengadaan gedung yang dikomandoi oleh KH. Ahmad Baijuri Khotib, dan saudara Dasep Sediana. Selanjutnya, dalam rangka realiasasi cita cita maka cikal dan bakal perkuliahan kampus Nahdlatul Ulama Tangerang difokuskan pada 2 (dua) Pondok Pesantren, yaitu; Pondok Pesantren Asaadah Li Nahdlatil Ulama Priuk Kota Tangerang dan Pondok Pesantren Al-Hasaniyah Rawalini Teluknaga Tangerang sebagai pusat atau tempat pusat awal sementara kegiatan, yang selanjutnya dipindah ke Cikokol Jl. Perintis Kemerdekaan 2 Cikokol Kota Tangerang.

Tim pendirian perguruan tinggi NU di Tangerang awalnya membuat boorang dengan nama STAINU (Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama), dengan beberapa program studi, di antaranya, Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Ekonomi Syariah (ES) dan Perbankan Syariah (PS). Namun hal tersebut tidak dikabulkan oleh pihak Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (DIKTIS) Kementerian Agama Republik Indonesia, dengan mengarahkan untuk membuka dan memilih nama “STISNU” (Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama) dengan pilihan beberapa program studi, yaitu: Hukum Keluarga, Hukum Ekonomi Syariah, Ekonomi Syariah dan Perbankan Syariah. Kemudian, sesuai dengan arahan dan hasil diskusi serta deskevaluasi yang panjang ijin Diktis KemenaG diterbitkan ijin operasional atas nama STISNU Nusantara Tangerang  pada tanggal 16 April 2014 Surat Keputusan (SK) Dirjen nomor: Dj.I/Dt.I.IV.PP.00.9/1224/2014, dengan program studi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhsiyah) dan Hukum Ekonomi Syariah (Muamalat)

Respon Pendirian Perguruan Tinggi NU mendapat sambutan hangat dari steakholder NU Tangerang untuk segera memproses perijinan STISNU dengan membuka beberapa program studi, diantaranya; Ahwal Syahkshiyah (Hukum Keluarga) dan Hukum Eknomi Syariah (Muamalah). Namun, karena satu alasan konkrit dan ketidak mungkinan keluar dari peraturan kementerian, maka Sekolah Tinggi Ilmu Syariah menjadi pilihan untuk dibesarkan dan dibumingkan di Tangerang.

Berdirinya STISNU adalah manifestasi dari situasi kebangkitan NU di Tangerang khususnya, umumnya di Banten yang disadari belum mengorganisir. Sebab itu keberadaan STISNU membuka ruang dan menjadi titik tolak kebangkitan structural pelaksanaan NU di daerah, pasalnya NU di Banten cenderung pada penguatan cultural. Selain itu ke depan terbentuk kader-kader NU militant dan bersumberdaya serta berdaya saing yang dapat mengisi lacuna atau ruang kosong yang banyak belum terisi di berbagai pemerintahan atau stakeholder lainnya. Atas dasar itu terbuka peluang terciptannya kesejahteraan yang meningkat bagi warga Nahdlatul Ulama khususnya, umumnya warga masyarakat.

 

Visi STISNU Nusantara Tangerang

Visi

 “Menjadi Perguruan Tinggi ilmu syariah yang terkemuka dan mampu berperan aktif dalam pembangunan Banten melalui proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tahun 2026.”;

Misi

  1. Menyelenggarakan pendidikan integratif yang terkemuka dan mampu berperan aktif dalam pembangunan Banten
  2. Mengembangkan dan melaksanakan penelitian yang inovatif dan kompetitif untuk pembangunan Banten berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal dan Ahlussunah wal Jamaah.
  3. Menanamkan, menumbuhkan, dan mengembangkan pengetahuan masyarakat Banten melalui optimalisasi pengabdian kepada Masyarakat.

 

Motto

Sprituality, Quality dan Local Wisdom

Tujuan STISNU Nusantara Tangerang

  1. Mewujudkan pendidikan integratif yang terkemuka dan mampu berperan aktif dalam pembangunan Banten.
  2. Mewujudkan penelitian inovatif dan kompetitif yang mampu berperan aktif dalam pembangunan Banten.
  3. Mewujudkan pengetahuan masyarakat Banten melalui optimalisasi pengabdian kepada masyarakat.

 

 

 

Tujuan STISNU Nusantara Tangerang

  1. Mewujudkan pendidikan integratif yang terkemuka dan mampu berperan aktif dalam pembangunan Banten.
  2. Mewujudkan penelitian inovatif dan kompetitif yang mampu berperan aktif dalam pembangunan Banten.
  3. Mewujudkan pengetahuan masyarakat Banten melalui optimalisasi pengabdian kepada masyarakat.

 

Makna dan Fungsi

STISNU Nusantara Tangerang tidak semata bertumpu pada kiprah dan dinamika ilmu, tekonologi, humaniora dan seni dengan segala dimensi dan dampaknya, tetapi juga memberi energi dan sinar bagi setiap dinamika dan orientasi hidup yang lebih bermakna, berbudaya dan berperadaban, baik pada tataran horizontal hidup keseharian maupun pada tataran vertikal kecanggihan ilmu, teknologi, seni dan humaniora.

Sebab itu, team pendirian STISNU Nusantara Tangerang diamanatkan oleh forum untuk merumuskan konsepsi aplikatif yang akan dijadikan acuan dalam statuta, visi-misi dan target dari STISNU Nusantara Tangerang ke depan, di antaranya

Konsep dan paradigma berfikir ASWAJA NU adalah acuan utama yang harus dijadikan sumber rujukan dalam mengambil setiap keputusan oleh STISNU Nusantara Tangerang. Pola Ilmiah Pokok atau PIP ialah “mengkonstruksigenerasi ASWAJA yang memiliki wawasan global dan menjunjung kearifan lokal nusantara”. Motto perjuangan STISNU Nusantara Tangerang adalah Sprituality, Quality, and Local Wisdom.

 

Pola Ilmiah Pokok STISNU Nusantara

Yang dimaksud dengan Pola Ilmiah Pokok atau PIP ialah bidang studi dan wacana yang dikembangkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Tangerang dan diharapkan menjadi ciri utama atau “identitas” dari sekolah tinggi. Pendalaman keilmuan global yang diintegrasikan dengan kearifan lokal masyarakat yang shaleh akan menjadi ciri khas tersendiri untuk STISNU Nusantara karena mempertahankan kearifan lokal atau nilai (value) yang shaleh (baik) dan mengambil nilai (value) yang baru yang lebih baik adalah konstruksi yang tepat dalam mencetak generasi Aswaja selanjutnya. Artinya, alumni STISNU Nusantara Tangerang diharapkan mampu bersaing dalam modern karena inteletualitasnya, dan mampu menjaga tradisi sholeh ulama karena ketaqwaanya.

Sebab itu, PIP STISNU Nusantara Tangerang adalah “mengkonstruksi generasi ASWAJA dalam sebuah lembaga pendidikan yang berwawasan global, berdaya saing, dan berkearifan lokal”. Wawasan global ini dipilih karena posisi STISNU Nusantara Tangerang ini terletak kota 1001 industri yang menjadi penopang ibu kota Jakarta untuk merespon ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak pada globalisasi, industrilisasi dan modernisasi, baik pemikirian maupun industri. Sehingga menuntut generasi Alumni STISNU mampu bersaing di era modern. Sedangkan menjunjung kearifan lokal dipilih sebagai usaha mempertahankan tradisi dan budaya lokal nusantara yang sedikit demi sedikit tergerus oleh perkembangan zaman. Padahal seharusnya perkembangan zaman itu tidak boleh menggerus dan menghilangkan tradisi budaya nusantara yang soleh (baik). Sebab itu, STISNU Nusantara Tangerang ingin membuktikan bahwa moderenisasi pemikiran dan pendidikan tidak menapikan tradisi dan budaya nusantara sebagai khazanah yang harus dipertahankan. Kemudian agama tidak menjadi faktor penghambat kemajuan intelektual, tetapi sebaliknya agama justru mendorong dan memotivasi kemajuan, bahkan lebih dari itu, agama ,memandu modernisasi.

Inti dari PIP tersebut, bahwa STISNU ingin berkontribusi dalam bentuk pemikir Islam abad modern yang moderat (wasthiyyah) di tengah kehidupan yang majemuk dan multikultur, sehingga pesan Islam sebagai agama Rahmatalil alamin mampu memberikan manfaat pada golongan manapun. Akan tetapi, pandangan PIP STISNU Nusantara Tangerang akan selalu berkaitan dengan konsep ASWAJA NU dan Ulama Salafis Sholeh. Pembaharuan Pemikiran dalam Islam adalah respon dari aplikasiIslam sebagai agama wahyu, namun di dalamnya juga terbentang makna amat luas wilayah yang harus dipahami secara rasional menurut kaidah-kaidah keilmuan.

Motto perjuangan STISNU Nusantara Tangerang adalah Sprituality, Quality dan Local Wisdom. Kata “Spirtuality” bahwa STISNU ingin menjadi perguruan tinggi yang menanamkan nilai-nilai spiritual dan akhlak. Sebab, inti dari transformasi knowledge dan pendidikan adalah akhlak, di mana akhlak adalah ejawantah subtantif dari nilai-nilai ihsan (kebaikan). Kemudian, “Quality” adalah menjadikan STISNU menjadi pendidikan tinggi yang unggul dan dapat menciptakaan bibit unggul yang berakhlak. Komitmen ini diterapkan dalam kegiatan kurikulum dan hiden kurikulum dan tradisi akademik yang berkualitas, berintelektualitas, berwawasan global, dan internasional. Sedangkan “Local Wisdom”, STISNU sebagai pendidikan yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama maka sudah berkewajiban baginya mempertahankan tradisi lama yang relevan dan mengadopsi tradisi baru yang lebih relevan. Di samping itu STISNU tetap konsisten taat dan mengikuti pituah dan ajaran para Ulama salafisholeh yang tertuang dalam konsep aswaja Nahdlatul Ulama.

 

Status, Dasar Dan Akidah STISNU Nusantara

  1. STISNU Nusantara Tangerang merupakan perguruan tinggi Islam swasta yang unggul, mandiri, professional, spritual, quality dan local wisdom;
  2. Dasar STISNU Nusantara adalah Pancasila, UUD 1945 dan paradigma berfikir (manhajul fikr) Ahlussunah wal Jamaah Nahdlatul Ulama (ASWAJA NU);
  3. STISNU Nusantara Tangerang menjamin sepenuhya kebebasan berpikir ilmiah dan studi amaliah yang dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Maupun sesama manusia; dan
  4. STISNU Nusantara Tangerang adalah beraqidah Islam Ahlussunnah Waljama’ah Nahdlatul Ulama (Aswaja NU).

 

Lambang Stisnu Nusantara Tangerang

Makna lambang STISNU Nusantara, sebagai berikut:

  1. Berbentuk Perisai dengan 5 sudut dan berwarna hijau: Menunjukan bahwa YBNC adalah prisai agama dan ahlussunnah wal jama’ah (Aswaja) Nahdlatul Ulama. Kemudian, 5 sudut dalam prisai adalah isyarat mudawamah dalam melaksanakn syariat yang termaktub dalam rukun Islam. Sedangkan warna hijau adalah warna khas Nahdlatul Ulama dan salah satu warna yang disukai Nabi Muhammad SAW.
  2. Sembilan Bintang berwarna kuning emas, merupakan ejawantah takzim atas jasa Walisong sebagai bintang, dan panutan umat Islam Nusantara yang sudah menorehkan tinta emas untuk kemaslahatan ummat.
  3. Tali terikat mati tanpa simpul; menunjukan bahwa NU adalah idealisme dan harga mati bagi YBNC. Wujud dari bagian keluarga besar Nahdlatul Ulama.
  4. Benteng berwarna ungu merupakan identitas primordial ke-Tangerang-an, dalam rangka membentengi NU di Tangerang.
  5. Buku berwarna biru adalah simbol pencerahan umat, karena YBNC lahir dalam rangka membuka wacana dan pencerahan keilmuan yang selalu dinamis
  6. Peta Nusantara adalah mimpi besar YBNC mampu menjadi pusat kajian dan pengembangan intelektual nusantara dan memberikan manfaat dan maslahat untuk Nusantara Indonesia ini.

 

 

Logo STISNU

 

 

Identitas STISNU Nusantara Tangerang

  1. Sekolah Tinggi ini bernama Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama NU – Santri Tangerang Raya, yang kemudian disingkat menjadi STISNU Nusantara Tangerang;
  2. STISNU Nusantara diinisiasi pada tanggal 03 Januari 2012 oleh para tokoh Nahdlatul Ulama Tangerang;
  3. Ijin Operasional STISNU Nusantara diterbitkan tanggal 16 April 2014 Surat Keputusan (SK) Dirjen nomor: Dj.I/Dt.I.IV.PP.00.9/1224/2014 Kementerian Agama Republik Indonesia; dan STISNU Nusantara berkedudukan di Tangerang.

 

Paradigma Berfikir STISNU Nusantara Tangerang

Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka STISNU Nusantara Tangerang memiliki pola dan fikir yang sama dengan Ahlussunnah Wal Jama’ah Nahdlatul Ulama (ASWAJA NU), yaitu mendasarkan pemikiran dan pemahaman keagamaan dan lainya berdasarkan pada ajaran dan sumber ke Islaman, yaitu; al-Qur’an, as-Sunnah, al-Ijma’ (kesepakatan para sahabat dan ulama) dan al-Qiyas (analogi).

Maka dalam dalam mengembangkan kreatifitas pemikiran dan keilmuan keagamaan, berpedoman pada pendekatan mazhab, yaitu:

  1. Bidang Aqidah, NU mengikuti faham Ahli Sunnah wal Jama’ah (ASWAJA) yang di pelopori oleh Imam Abul Hasan al-Asy’ari dan Imam abu Mansur al Maturidy
  2. Bidang Fiqh, mengikuti salah satu madzhab yang empat: Hanafi, Hambali, Sayfi’i dan Maliki
  3. Bidang Tasawwuf, mengikuti Imam Junaidy dan Imam al-Ghozaly dan imam-imam lainnya.
  4. Amar Ma’ruf Nahi Munkar, selalu memiliki kepekaan sosial untuk mendorong perbuatan yang baik, berguna, dan bermanfaat bagi kehidupan bersama; serta menolak dan mencegah semua hal yang dapat menjerumuskan dan merendahkan nilai-nilai kehidupan.

 

Kemudian dalam rangka dinamisasi kehidupan lebih baik dan sempurnaya, maka menyempurnakan nilai-nilai yang baik yang sudah ada dan menjadi milik serta ciri-ciri suatu kelompok manusia seperti suku maupun bangsa dan tidak bertujuan menghapus nilai-nilai tersebut.

المحُافَظَةُ على القَديمِ الصَّالِح * والأخْذُ بالجَديدِ الأَصْلَح

(Menjaga nilai-nilai lama yang relevan  dan mengambil nilai-nilai baru yang paling relevan)

Kemudian, sebagai pesan moral atas sikap berkehidupan dan memberikan wawasan dan pandangan yang moderat (wasthiyah), maka STISNU Nusantara Tangerang menganut pendekatan dakwah (Fiqh al-Da’wah) Nu lebih banyak mengikuti pendekatan yang dilakukan oleh para Walisongo, yaitu pendekatan budaya masyarakat setempat dan tidak mengandalkan kekerasan. Dengan mengambil, mempertahankan dan melestarikan budaya masyarakat yang positif serta sesuai dengan syari’at Islam. Jika budaya tersebut bertentangan, maka akan di arahkan pada jalur yang benar dan positif atau ditinggalkan. Secara garis besar fikrah NU dapat dikatagorikan, sebagai berikut:

  1. Fikrah Tawassuth(pola fikir moderat) dan I’tidal (moderat), yaitu sikap moderat yang berpijak pada prinsip keadilan serta berusaha menghindari segala bentuk pendekatan tatharruf (ekstrim).
  2. Fikrah Tasamuh, yaitu sikap toleran yang berintikan penghargaan terhadap perbedaan pandangan dan kemajemukan identitas budaya.
  3. Fikrah Tawazun, yaitu sikap seimbang dalam berkhidmat demi terciptanya keserasian hubungan antar sesama ummat manusia dan antara umat manusai dengan Allah SWT.
  4. Fikrah Ishlahiyyah
  5. Fikrah Tathawwuriyyah
  6. Fikrah Manhajiyyah