STISNU

PIP, Ideologi, dan Paradigma

A. Pola Ilmiah Pokok STISNU Nusantara

Yang dimaksud dengan Pola Ilmiah Pokok atau PIP ialah bidang studi dan wacana yang dikembangkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Tangerang dan diharapkan menjadi ciri utama atau “identitas” dari sekolah tinggi. Pendalaman keilmuan global yang diintegrasikan dengan kearifan lokal masyarakat yang shaleh akan menjadi ciri khas tersendiri untuk STISNU Nusantara karena mempertahankan kearifan lokal atau nilai (value) yang shaleh (baik) dan mengambil nilai (value) yang baru yang lebih baik adalah konstruksi yang tepat dalam mencetak generasi Aswaja selanjutnya. Artinya, alumni STISNU Nusantara Tangerang diharapkan mampu bersaing dalam modern karena inteletualitasnya, dan mampu menjaga tradisi sholeh ulama karena ketaqwaanya.

Sebab itu, PIP STISNU Nusantara Tangerang adalah “mengkonstruksi generasi ASWAJA dalam sebuah lembaga pendidikan yang sprituality, ber-quality dan mempertahankan tradisi relevan ulama salafissholeh (local wisdom)”. Wawasan global ini dipilih karena posisi STISNU Nusantara Tangerang ini terletak kota 1001 industri yang menjadi penopang ibu kota Jakarta untuk merespon ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak pada globalisasi, industrilisasi dan modernisasi, baik pemikirian maupun industri. Sehingga menuntut generasi Alumni STISNU mampu bersaing di era modern. Sedangkan menjunjung kearifan lokal dipilih sebagai usaha mempertahankan tradisi dan budaya lokal nusantara yang sedikit demi sedikit tergerus oleh perkembangan zaman. Padahal seharusnya perkembangan zaman itu tidak boleh menggerus dan menghilangkan tradisi budaya nusantara yang soleh (baik). Sebab itu, STISNU Nusantara Tangerang ingin membuktikan bahwa moderenisasi pemikiran dan pendidikan tidak menapikan tradisi dan budaya nusantara sebagai khazanah yang harus dipertahankan. Kemudian agama tidak menjadi faktor penghambat kemajuan intelektual, tetapi sebaliknya agama justru mendorong dan memotivasi kemajuan, bahkan lebih dari itu, agama ,memandu modernisasi.

Inti dari PIP tersebut, bahwa STISNU ingin berkontribusi dalam bentuk pemikir Islam abad modern yang moderat (wasthiyyah) di tengah kehidupan yang majemuk dan multikultur, sehingga pesan Islam sebagai agama Rahmatalil alamin mampu memberikan manfaat pada golongan manapun. Akan tetapi, pandangan PIP STISNU Nusantara Tangerang akan selalu berkaitan dengan konsep ASWAJA NU dan Ulama Salafis Sholeh. Pembaharuan Pemikiran dalam Islam adalah respon dari aplikasiIslam sebagai agama wahyu, namun di dalamnya juga terbentang makna amat luas wilayah yang harus dipahami secara rasional menurut kaidah-kaidah keilmuan.

Motto perjuangan STISNU Nusantara Tangerang adalah Sprituality, Quality dan Local Wisdom. Kata “Spirtuality” bahwa STISNU ingin menjadi perguruan tinggi yang menanamkan nilai-nilai spiritual dan akhlak. Sebab, inti dari transformasi knowledge dan pendidikan adalah akhlak, di mana akhlak adalah ejawantah subtantif dari nilai-nilai ihsan (kebaikan). Kemudian, “Quality” adalah menjadikan STISNU menjadi pendidikan tinggi yang unggul dan dapat menciptakaan bibit unggul yang berakhlak. Komitmen ini diterapkan dalam kegiatan kurikulum dan hiden kurikulum dan tradisi akademik yang berkualitas, berintelektualitas, berwawasan global, dan internasional. Sedangkan “Local Wisdom”, STISNU sebagai pendidikan yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama maka sudah berkewajiban baginya mempertahankan tradisi lama yang relevan dan mengadopsi tradisi baru yang lebih relevan. Di samping itu STISNU tetap konsisten taat dan mengikuti pituah dan ajaran para Ulama salafisholeh yang tertuang dalam konsep aswaja Nahdlatul Ulama.

 

B. Status, Dasar Dan Akidah STISNU Nusantara

  1. STISNU Nusantara Tangerang merupakan perguruan tinggi Islam swasta yang unggul, mandiri, professional, spritual, quality dan local wisdom;
  2. Dasar STISNU Nusantara adalah Pancasila, UUD 1945 dan paradigma berfikir (manhajul fikr) Ahlussunah wal Jamaah Nahdlatul Ulama (ASWAJA NU);
  3. STISNU Nusantara Tangerang menjamin sepenuhya kebebasan berpikir ilmiah dan studi amaliah yang dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Maupun sesama manusia; dan
  4. STISNU Nusantara Tangerang adalah beraqidah Islam Ahlussunnah Waljama’ah Nahdlatul Ulama (Aswaja NU).

 

C. Paradigma Berfikir STISNU Nusantara Tangerang

Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka STISNU Nusantara Tangerang memiliki pola dan fikir yang sama dengan Ahlussunnah Wal Jama’ah Nahdlatul Ulama (ASWAJA NU), yaitu mendasarkan pemikiran dan pemahaman keagamaan dan lainya berdasarkan pada ajaran dan sumber ke Islaman, yaitu; al-Qur’an, as-Sunnah, al-Ijma’ (kesepakatan para sahabat dan ulama) dan al-Qiyas (analogi).

Maka dalam dalam mengembangkan kreatifitas pemikiran dan keilmuan keagamaan, berpedoman pada pendekatan mazhab, yaitu:

  1. Bidang Aqidah, NU mengikuti faham Ahli Sunnah wal Jama’ah (ASWAJA) yang di pelopori oleh Imam Abul Hasan al-Asy’ari dan Imam abu Mansur al Maturidy
  2. Bidang Fiqh, mengikuti salah satu madzhab yang empat: Hanafi, Hambali, Sayfi’i dan Maliki
  3. Bidang Tasawwuf, mengikuti Imam Junaidy dan Imam al-Ghozaly dan imam-imam lainnya.
  4. Amar Ma’ruf Nahi Munkar, selalu memiliki kepekaan sosial untuk mendorong perbuatan yang baik, berguna, dan bermanfaat bagi kehidupan bersama; serta menolak dan mencegah semua hal yang dapat menjerumuskan dan merendahkan nilai-nilai kehidupan.

 

Kemudian dalam rangka dinamisasi kehidupan lebih baik dan sempurnaya, maka menyempurnakan nilai-nilai yang baik yang sudah ada dan menjadi milik serta ciri-ciri suatu kelompok manusia seperti suku maupun bangsa dan tidak bertujuan menghapus nilai-nilai tersebut.

المحُافَظَةُ على القَديمِ الصَّالِح * والأخْذُ بالجَديدِ الأَصْلَح

(Menjaga nilai-nilai lama yang relevan  dan mengambil nilai-nilai baru yang paling relevan)

Kemudian, sebagai pesan moral atas sikap berkehidupan dan memberikan wawasan dan pandangan yang moderat (wasthiyah), maka STISNU Nusantara Tangerang menganut pendekatan dakwah (Fiqh al-Da’wah) Nu lebih banyak mengikuti pendekatan yang dilakukan oleh para Walisongo, yaitu pendekatan budaya masyarakat setempat dan tidak mengandalkan kekerasan. Dengan mengambil, mempertahankan dan melestarikan budaya masyarakat yang positif serta sesuai dengan syari’at Islam. Jika budaya tersebut bertentangan, maka akan di arahkan pada jalur yang benar dan positif atau ditinggalkan. Secara garis besar fikrah NU dapat dikatagorikan, sebagai berikut:

  1. Fikrah Tawassuth(pola fikir moderat) dan I’tidal (moderat), yaitu sikap moderat yang berpijak pada prinsip keadilan serta berusaha menghindari segala bentuk pendekatan tatharruf (ekstrim).
  2. Fikrah Tasamuh, yaitu sikap toleran yang berintikan penghargaan terhadap perbedaan pandangan dan kemajemukan identitas budaya.
  3. Fikrah Tawazun, yaitu sikap seimbang dalam berkhidmat demi terciptanya keserasian hubungan antar sesama ummat manusia dan antara umat manusai dengan Allah SWT.
  4. Fikrah Ishlahiyyah
  5. Fikrah Tathawwuriyyah
  6. Fikrah Manhajiyyah