Gagalnya Siasat ” Gambit Raja ” oleh Istana dalam Catur politik 2024
oleh : ZAENAL ABIDIN
(Mahasiswa Semester I Hukum Ekonomi Syariah Kelas Kemitraan GP. Ansor)
Menurut analisa Saya, Pertarungan politik 2024 adalah misteri pertempuran ditengah kegelapan. menjadi misteri dikegelapan karena Semua kubu yang terlibat pertempuran berada pada titik dimana mereka sebetulnya terbentuk dari kebuntuan politik. Dari kebuntuan politik itulah melahirkan situasi medan tempur yang tidak terprediksi sebelumnya, sehingga manuver politik berjalan kasar bahkan terkesan bar-bar. Tapi itulah politik, boleh saja para begawan politik mengaku piawai melakukan orkestrasi serta mumpuni dalam adu strategi, namun kadang kala semesta punya rencana yang berbeda.
Gelapnya arena pertempuran politik hadir dalam citra bayang-bayang yang tidak jelas perwujudannya, itu terekspresi jelas dari caranya yang membabi buta. Pertarungan semacam ini mereduksi habis sisi politik sebagai istilah seni dalam kompromi.
Biar serasa adem sedikit, untuk mencari penyebab situasi politik seperti ini bisa terjadi. saya akan menggunakan istilah dalam permainan catur. saya menduga situasi ini terjadi akibat istana salah langkah dalam membangun strategi politik. Dari langkahnya, terlihat Istana ingin memainkan strategi Catur ” Gambit Raja “, Sayangnya agak berantakan.
King gambit atau Gambit raja dalam sejarahnya memang sebagai langkah berani pecatur dalam melakukan permainan karena dari strategi ini akan banyak melahirkan pengorbanan demi memenangkan permainan. King Gambit pertama kali mencuri perhatian di abad ke-19, menjadi favorit di antara pemain-pemain terkemuka pada masa itu. Ide di balik gambit ini adalah untuk mengorbankan pion g7 dengan harapan melibatkan raja lawan dalam pertempuran, membuka barisan untuk serangan cepat, dan mendominasi pusat papan.
lantas bagaimana cara mainnya?, begini. Pihak istana memulainya dengan istilah “Cawe-Cawe”. istilah cawe-cawe ini membuka ruang memancing agar istana terlihat longgar untuk diserang, padahal tujuannya sebenarnya adalah untuk membuka ruang untuk para perwira melakukan manuver-manuver dikotak yang sudah dipersiapkan. Dengan perwira yang sudah bebas bergerak target utamanya adalah menarik ruang lobi dari para pemegang kendali politik untuk melakukan negosiasi kepentingan dengan pihak istana. dengan cara itu istana ingin memenangkan secepat mungkin di awal.
Namun, namanya politik selalu ada intrik, persinggungan kepentingan dan sentimen. dan nampaknya perundingan dan penyanderaan itu gagal yang pada akhirnya mengubah situasi permainan. pertahanan istana kadung menganga dan reputasi menjadi taruhan. akhirnya Istana terpaksa mendorong pion(anaknya) maju melangkah untuk dijadikan bidak mentri dengan segala resiko yang ditanggung.
Saya meyakini upaya menjadikan anak(pion) menjadi wakil raja bukanlaj skema awal, tapi lahir dari kebuntuan dari strategi politik gambit raja yang gagal. akibatnya, kita merasakan pertarungan politik berada dalam mesteri kegelapan. red.
Mantap nih artikel… lanjutkan kang ??
Alhamdulillaj, baik…