STISNU

KETUA STISNU: MAHASISWA TIDAK ISI KRS BERSTATUS NON AKTIF

KETUA STISNU: MAHASISWA TIDAK ISI KRS BERSTATUS NON AKTIF

Tangerang, 09 September 2023

Dalam rangka merubah tradisi akademik dari pelayanan offline ke online, maka pada tahun akademik 2023/ 2024 STIS Nahdlatul Ulama memulai menggalakan maksimalisasi Sistem Administrasi dan Keuangan (SIAKAD) kampus. Sebab itu setiap mahasiswa diwajibkan segera mengaktivasi siakad dengan cara registrasi ulang awal semester dan melunasi iuran SPP bulanan (09/09/2023).

Ketua STIS Nahdlatul Ulama, Dr. H. Muhamad Qustulani, MA.Hum dalam intruksinya menegaskan bahwa pimpinan dan tenaga pendidik segera melakukan verifikasi mahasiswa yang tidak aktif dengan beberapa kriteria. Di antaranya, (1) mahasiswa aktif tetapi tidak siakad, maka namanya tidak akan ada dalam absen online dan offline. Sebab itu jika selama 1 semester tanpa ada keterangan dan perbaikan akan dinyatakan non aktif. Kemudian, (2) mahasiswa yang tidak aktif selama 2 (dua) semester maka akan didropt out atau di delete datanya dari PDDIKTI mahasiswa. Alasannya hal tersebut akan menjadi beban dalam pelaporan emis, PD DIKTI, dan akreditasi. Meskipun mahasiswa tersebut masih berkeliaran di area kampus atau aktif sebagai pengurus organisasi intra atau ekstra.

“segera siapkan data untuk diverfikasi, siapa yang harus di delete. Hari Senin tanggal 11 September 2023 kita adakan pleno. Siapa yang akan di drop_out, dari mahasiswa non aktif.” Tegasnya dalam instruksi via watshapp group struktural.

Selain itu ia menegaskan tentang pentingnya merubah tradisi akademik yaitu mendorong mahasiswa aktif pengurusan admnistratif dan kegiatan kegiatan lainnya. Sebab hal ini adalah tuntutan institusi di era 5.0 di mana semua pelayanan diusahakan terintegrasi secara digital. Termasuk di dalamnya terkait siakad. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dipetakan satu persatu solusinya. Hal ini jika tidak didukung oleh semua pihak, termasuk mahasiswa di dalamnya maka perbaikan kelembagaan tidak akan signifikan. Slogan menjaga nilai-nilai lama yang relevan dan mengadopsi nilai-nilai baru yang lebih relevan hanya menjadi sekedar konsep, tidak ada realisasinya.

“biar tidak ketinggalan zaman, dan ketinggalan informasi.” Tambahnya.

Setidaknya, kita bisa menerapkan kaidah ushul fiqh dalam memperbaiki tradisi akademik dan siakad, “sesuatu yang tidak dapat dijangkau penuh sempurna, maka jangan ditinggalkan semuanya.” Artinya jika target tartib administrasi tidak bisa dilaksanakan sempurna 100%, maka setidaknya tercapai 80%.

Atas dasar itu, ia menghimbau kepada mahasiswa untuk tertib registrasi ulang dan tertib iuran SPP bulanan. Tujuannya agar hutang studi mahasiswa tidak menumpuk di semester akhir. Jika menumpuk, maka akan sangat merugikan mahasiswa karena semakin berat beban keuangannya, berat beban penyelesaian skripsi, dan berat tuntutan untuk segera mengakhiri masa lajang. Tidak bisa mengikuti ujian, apalagi wisuda.

“jangan menganggap enteng, nanti bisa menyesal di kemudian hari. Bisa tidak selesai studi, akhirnya perjalanan dan mimpi besar menjadi sarjana menjadi sia-sia. Hutang menumpuk dan tak bisa melunasi tunggakan. Menyesal pada akhirnya.” Tegasnya

Arahan ini disampaikan dalam forum diskusi ringan para pimpinan, dan akan diplenokan pada hari Senin, 11 September 2023 di ruang Ketua STISNU. Red.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.