STISNU

Asah Spiritual Mahasiswa Dengan Semaan

Tangerang, STISNU News

Ada yang beda dengan Sabtu malam (22/4) di Kampus STISNU Nusantara. Ayat al-Qur’an terdengar dari salah satu sudut ruangan. Para mahasiswa yang dipimpin Siti ‘Arofah sedang khusyu’ sema’an. Sebelumnya, pembacaan tahlil dipimpin oleh Waka I Bid. Akademik H. Muhammad Qustulani, MA.Hum.

Semaan adalah tradisi membaca dan mendengarkan pembacaan Al-Qur’an di kalangan masyarakat NU dan pesantren umumnya (Ensiklopedi NU). Kata ‘semaan’ berasal dari bahasa Arab sami’a-yasma’u, yang artinya mendengar.

Orang yang mencetuskan tradisi ini adalah KH Chamim Djazuli (Gus Miek). Kiai yang biasa disapa Gus Miek menjadi memimpin Majelis Semaan, yang mula-mula didirikan di kampung Burengan Kediri sekitar tahun 1986. Mula-mula pengikutnya hanya 10-15 orang, tetapi terus berkembang menjadi ribuan.

Acara semaan al-Quran merupakan rangkain acara Isra’ Mi’raj oleh DEMA STISNU Nusantara Tangerang.

“Adanya semaan ini bagian dari visi STISNU, menjaga nilai-nilai kearifan lokal,” terang Qustulani.

Mahasiswa STISNU, lanjutnya, tidak hanya diasah aspek intelektualnya saja. Mereka juga diasah spiritualnya, salah satunya dengan seaman al-Qur’an. Kegiatan ini diharapkan menjadi kegiatan rutin mahasiswa, khususnya Dema STISNU. (Hendra)

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.