STISNU

EKSISTENSI PERJUANGAN SANTRI UNTUK NEGERI

Ahmad Sodik Fauzi

Eksistensi kaum santri di Bangsa ini memiliki catatan historis yang sangat panjang. Melebihi usia, masa dan sejarah panjang kemerdekaan Indonesia, ketika belum menjadi bangsa yang berdaulat dan merdeka, sampai dengan ketika Indonesia merdeka, dan pada fase-fase setelahnya, santri selalu menjadi peran utama dalam catatan sejarah maupun perjuangan Bangsa kita sampai saat ini. Hal ini menegagskan bahwa memorial historis atas eksistensi kaum santri, dalam Bangsa kita adalah bagian yang menyatu, dengan ghiroh perjuangan dan karakter ke-Indonesia-an.

Resolusi jihad atau seruan perjuangan para ulama’ dan kiyai terhadap umat. dan kaum santri yang telah menjadi bagian di dalamnya, untuk mempertahan, mekindungj dan menjaga NKRI. bukti dan saksi sejarah yang tidakbisa terbantahkan lagi. tentang betapa kaum santri  pantang diinjak-injak harkat dan martabat kedaulatan hidupnya, untuk berbangsa dan bernegara serta merdeka dari semua prilaku dan sikap imprialisme-kolonialisme. Kaum santri yang dipersepsi sebagai komunitas “khas” dengan tampilan dan performance yang beda (tradisional), dalam sejarah eksistensi dan jati dirinya di bangsa ini, adalah kekuatan penting yang memiliki andil dan peran besar, dalam membela dan mempertahankan Indonesia merdeka.

Tidak saja gigih dan berani, tetapi ketulusan dan keikhlasan semangat kebangsaan kaum santri, telah membongkar kebekuan pemahaman banyak orang selama ini, yang tidak jarang membuat stigma minor terhadap santri, sebagai komunitas yang tidak memiliki andil dan tidak mampu mengambil peran apapun. Pandangan seperti itu amat naïf, subjektif dan perlu diluruskan sehingga tidak ada satupun anak negeri, yang tidak menghargai perjuangan kaum santri di republik ini, sehingga lembaran-lembaran sejarah harus terus dibaca, dibuka dan terus ti kupas.

Pendidikan dari para ulama’ dan kiyai terhadap kaum santri, telah dengan sangat sukses membentuk keperibadian kaum santri. Tidak saja pada kontek dan orientasi kaum santri yang unggul dalam pengetahuannya tentang agama saja, tetapi juga berhasil dalam membentuk semangat nasionalisme kaum santri dalam membela dan mempertahankan Negara sebagai bagian dari jiwa. Besaranya peran dan kiprah kaum santri dalam membela dan mempertahankan bangsa ini, adalah suatu catatan sejarah yang patut untuk diukir, dikenang dan maknai, dari rentetan setiap pesan-pesan penting pristiwa dan tokoh-tokoh di dalamanya.

Peran historis kaum santri dalam membela dan mempertahankan Negara kesatuan republik Indonensia, adalah peran nyata, gerakan nyata dan semangat nyata, tentang betapa kaum santri dalam sejarahnya telah memiliki tradisi yang kuat dalam mengajarkan tentang bagaimana sesungguhnya memiliki bangsa dan Negara yang berdaulat, menjadi sesuatu yang niscaya dan bahkan “wajib”. Beberapa tokoh ulama’ dan kyai yang telah mampu memberi motivasi dan inspirasi dalam konteks itu seperti K.H. Hasyim As’yari dari Nahdlatul Ulama, K.H. Ahmmad Dahlan dari Muhammadiyah, A. Hassan dari Persis, Ahmad Soorhati dari Al-Irsyad dan Mas Abdul Rahman dari Matlaul Anwar, K.H Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dari Nahdlatul Wathan, dan beberapa ulama’/kyai lainnya. Jelas, bahwa perjuangan kaum santri, jihad kaum santri, dan gerakan nasionalis, tujuannya adalah untuk Indonesia, harga diri, martabat dan kemerdekaan yang sesungguhnya. Inilah nilai-nilai penting, dan pesan-pesan moral yang harus mampu dirawat dan dipelihara oleh semua anak bangsa.

Menjelajahi sejarah perjuangan kaum santri, bahwa jihad ke-Indonesiaan yang ditabuh selama ini, memberikan pelajaran yang maha besar bagi generasi Bangsa saat ini. Sebuah jihad yang didasarkan dan dilandaskan atas ketulusan, kecintaan, rela berkorban, dan semangat kebangsaan yang dahsyat, semata-mata untuk Indonensia tercinta. Hari santri Sebuah refleksi yang menyentuh hati nurani, jika  kita dihadapkan pada fenomena mengaburnya semangat kebangsaan, sebagai akibat dari nafsu kekuasaan (politik) untuk berkuasa dan menjabat, sehingga tujuan akhirnya hanya meraih wibawa dan pujian. Ajaran kaum santri tidaklah demikian, karena karakter kaum santri tidak terbentuk oleh motif pragmatis  oportunis, melainkan keluhuran dan kemuliaan untuk perjuangan Indonesia merdeka, nasionalisme serta religius.

Kondisi dan karakter hebat itulah, yang kemudian menegaskan bahwa kaum santri dalam sejarah perjuangannya, telah tulus ikhlas mewakafkan hidupnya secara pisik dan semangat juangnya untuk Idonesia yang lebih baik, lebih beradab dan lebih bermartabat di muka bumi. Jiwa religius ke-Islaman dan semangat kebangsaan ke-Indonesiaan, adalah jiwa yang menyatu dan dibangun atas dasar kesadaran yang bersamaan. Indonesia masa depan yang lebih baik, tentu memahami pesan-pesan ini, tidak saja sebagai catatan (historical text), tetapai juga sebagai kontek yang relevan dan senantiasa hidup dan bersanubari, dalam jiwa ke-Indonensiaan yang kokoh dan membathin di dalam jiwa dan raga.

“Santri itu bukan yang mondok saja tetapi siapapun yang berahklak santri, yang tawadhu kepada Gusti Allah SWT. tawadu kepada orang alim dan saling menghormati kalian namanya santri, dan santri melihat tanah air indonesia sebagai rumahnya. kalau santri berbicara kebangsaan bukan karena nasionalisme, karena santri tidak tahu isme-isme akan tetapi keterlibatan dan kepemilikanya terhadap bangsa ini ” (K.H. Mustofa Bisri)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.