Tangerang, 22 Maret 2025 — Kekalahan Timnas Indonesia dari Australia dengan skor 5-1 dalam laga kedua Kualifikasi Piala Dunia tentu menyakitkan. Namun, itu bukan alasan bagi kita untuk terus menghujat, membully, atau menjatuhkan mental para pemain dan pelatih. Kita boleh berharap tinggi, tapi mari kita bersikap dewasa dan realistis dalam mendukung perjuangan Garuda di level internasional.
Hasil imbang 0-0 di leg pertama melawan Australia adalah bukti bahwa Timnas kita punya potensi besar. Bermain di kandang dengan dukungan puluhan ribu suporter, Timnas mampu menunjukkan permainan luar biasa. Namun, bermain di luar kandang adalah tantangan besar — mental dan psikologis para pemain diuji di tengah ekspektasi 200 juta rakyat Indonesia.
Kita juga harus sadar, Timnas saat ini dihuni para pemain terbaik dari dalam negeri dan diaspora. Butuh waktu dan proses membangun chemistry agar mereka bisa solid dan tampil maksimal bersama. Karena itu, mari kita beri kepercayaan penuh kepada Coach Patrick Kluivert, dan jajaran pelatih untuk terus meramu strategi terbaik demi kejayaan Merah Putih.
Begitu pula dengan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang telah totalitas bekerja membangun sepak bola Indonesia. Semua langkah yang diambil adalah untuk kebaikan bangsa, bukan kepentingan pribadi.
Kini saatnya kita hentikan segala bentuk bully dan caci maki. Mari bersatu mendukung penuh Timnas Indonesia, karena mereka sedang berjuang membawa nama bangsa di kancah dunia.
Laga berikutnya melawan Bahrain pada 25 Maret 2025 di kandang sendiri akan menjadi laga penting. Kita wajib hadir dalam doa dan dukungan. Mumpung di bulan suci Ramadan, mari kita banyak berdoa, bershalawat, dan bangun malam untuk memohon kemenangan Timnas Indonesia. Kita doakan Garuda mampu menang 2-0 melawan Bahrain dan menjaga peluang lolos ke babak berikutnya.
Inilah saatnya bangsa ini bersatu, karena Garuda adalah kita, kita adalah Garuda. Bersama kita bangkit, bersama kita menang!