STISNU

STISNU Tangerang Selenggarakan Yudisium Sarjana Prodi HES dan HKI

Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang menyelenggarakan Yudisiun Sarjana Program Studi (Prodi) Hukum Ekonomi Islam dan Hukum Keluarga Islam (HKI). Yudisium dibacakan Wakil Ketua I, Bidang Akademik dan Sumber Daya Manusia, Bapak Ecep Isak Fariduddin, M.A., di Aula Hadrat Syaikh KH. Hasyim Asy’ari, Minggu (15/9/2024).

Sidang Senat Yudisium Tertutup dibuka dan ditutup oleh Sekertaris Senat, Reza Pahlevi, M.H. Acara ini dihadiri 96 mahasiswa dari Prodi HES (50 mahasiswa) dan Prodi HKI (46 mahasiswa). Saat pembacaan yudisium, disebutkan beberapa mahasiswa dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dari masing-masing Prodi. Anita Ratu Salimah dari Prodi HES memperoleh IPK tertinggi, yaitu 3,81. Sementara dari Prodi HKI terdapat dua mahasiswa yang memperoleh IPK tertinggi, yaitu Siti Robiatun Nurbaiti (IPK 3,70) dan Ainun Nisa (IPK 3,70).

Turut hadir juga dalam kesempatan itu, Sekertaris Senat, Reza Pahlevi, M.H; Ketua STISNU Nusantara Tangerang, Dr. H. Muhammad Qustulani, MA.Hum.; Wakil Ketua II Bidang Administrasi dan Keuangan, Muflik Adi Laksono, Lc., M.A.; Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. KH. Mohamad Mahrusillah, MA; Kaprodi HES Fakhry Fadhil, M.H; Kaprodi HKI Ahmad Suhendra, M.Hum; Ketua LPM Dul Jalil, M.Ag; Ketua LPPM Asrori, MA; Direktur Rumah Pengabdian Mahasiswa Muhil Mubarok, M.H; Kepala Perpustakaan Riza Ali Dzul Fahmi, M.Pd.

Ketua STISNU Nusantara Tangerang sangat mengapresiasi para mahasiswa yang berhasil diyudisium. Itu berati, kata doktor lulusan UIN Jakarta ini, mereka telah melewati sejumlah proses yang melelahkan. Pahit getir perjuangan untuk menuntaskan masa studi sudah mereka rasakan. Tetapi itu semua bisa terobati tatkala dinyatakan lulus dan memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH).

Dalam sambutannya, Dr. Qustulani mengingatkan para mahasiswa untuk tidak puas sampai diyudisium. Setelah lulus dari STISNU Tangerang dengan memperoleh gelar S1, setiap mahasiswa, pesannya, harus punya tekad dan keinginan luhur untuk melanjutkan pendidikan di tingkat master (S2), bila perlu sampai S3. Sehingga di kemudian hari bisa mengajar di STISNU Tangerang dan mengembangkan almamater sendiri.

Setelah lulus dari STISNU Tangerang, mahasiswa akan terlibat langsung di kehidupan masyarakat. Dan dalam menjalani kehidupan sosial dengan masyarakat itu, mereka akan menemukan problematika kehidupan, yang bisa jadi tidak pernah ditemukan di bangku kuliah. Karena itu, Dr. Qustulani berpesan kepada seluruh peserta yudisium yang hadir untuk menggunakan kemampuan dan nalarnya dalam menyelesaikan persoalan.

“Kalian harus berpikir (saat menghadapi masalah) layaknya sebagai sarjana, intelektual, yang bisa mengatasi masalah,” katanya mengingatkan.

Dr. Qustulani berharap dari sekian banyak mahasiswa yang akan diwisuda nanti, ada beberapa orang yang menjadi pembaharu. Memberi artikulasi yang segar, bernash, dan relevan bagi kehidupan masyarakat dalam memahami ajaran-ajaran Nahdlatul Ulama. Sehingga, bilamana nanti ada alumni STISNU Tangerang menjadi Bupati, Gubernur, dan pemangku pemerintahan lain, masih tetap berjalan di jalan Nahdlatul Ulama yang membawa pikiran baru, inovatif dan modern.

Dia juga berharap kepada semua mahasiswa untuk menjadi garda terdepan dalam mensosialisasikan STISNU Tangerang dan ajaran Nahdlatul Ulama kepada semua elemen masyarakat di mana saja. Sebagai alumni, kata Dr. Qustulani, mereka punya tanggungjawab bersama, selain para dosen dan stuktural kampus, untuk mengenalkan, mengembangkan, dan menghidupkan kapus NU ini.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.