STISNU

STISNU Tangerang Adakan KKM di Ketinggian 780 Meter

Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) menetapkan Desa Wanasari dan Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Lebak, menjadi lokasi Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) tahun 2024.

Lokasi kedua desa itu berada di dataran tinggi, 780 meter di atas permukaan laut dengan segala keindahan dan potensi alam yang dimiliki. Para pelancong akan merasakan sensasi seolah seperti sedang berada di puncak Bogor dengan udaranya yang masih jernih dan pemandangannya yang begitu asri dan memesona hati.

Bila selama ini kita mengenal ungkapan M.A.W Brouwer, bule asal Belanda: “Bumi Parahyangan diciptakan saat Tuhan sedang tersenyum”. Maka tidaklah berlebihan bila anak-anak ideologi Multatuli (Eduard Douwes Dekker) mendeskripsikan Wasari dan Hegarmanah sebagai tempat yang diberkahi justru ketika Tuhan dalam kelegaan yang lapang.

Ya, untuk waktu yang begitu lama, Banten dikenal dengan sejarah kesultanannya yang menakjubkan bahkan terdengar hingga dunia internasional, tempat wisata Baduy yang melegenda, dan Taman Nasional Ujung Kulon Pandeglang, satu-satunya TN yang memelihara Badak Bercula Satu. Ternyata di ujung Banten bagian selatan, di Lebak ada  tempat wisata kebun teh yang pernah ditetapkan sebagai teh terbaik di dunia.

Kebun Teh Cikuya, Desa Hegarmanah, Lebak

Dalam obrolan santai dengan Kepala Desa Hegarmanah, Bapak Asep Mulyana, tim survei STISNU Tangerang memperoleh informasi jika teh yang dikembangkan warga Hegarmanah itu sudah banyak diekspor ke Jerman, Kanada, Belanda, dan Amerika. Belum lagi bicara sistem ketahanan pangan mereka yang mampu bertahan 3 sampai 5 tahun ke depan.

Ini adalah prestasi yang luar biasa. Sebuah pencapaian yang seharusnya mendapat apresiasi dari pemerintah pusat. Apa yang dilakukan warga Wanasari dan Hegarmanah perlu menjadi percontohan bagi perangkat desa lain.

Wanasari dan Hegarmanah adalah dua desa yang letaknya paling berdekatan dibandingkan dengan desa lain. Letak kedua desa itu tidak jauh dari kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang menyediakan sejumlah destinasi wisata. Mulai dari wisata alam seperti Curug Ciporolak yang diyakini bisa membuat awet muda, hingga areal hutan damar dengan pohon pinus yang dilengkapi aneka hiasan menarik dan spot foto dengan berbagai latar pemandangan.

Tempat tersebut cocok dijadikan pilihan untuk mengisi liburan akhir pekan. Untuk sampai kesana, para wisatawan tidak perlu macet-macetan. Jalannya cukup bagus. Bahkan bagi wisatawan dari arah Jakarta dan Tangerang akan menyusuri hutan karet yang terhampar luas dan pesisir pantai yang meluruh seluruh bising kota Tangerang dan Jakarta. Salah satu pantai yang akan dilewati adalah Pantai Karang Beurem.

Pantai Karang Beureum, Sawarna, Kec. Bayah. Kab. Lebak Banten
Pantai Karang Beureum, Sawarna, Kec. Bayah. Kab. Lebak Banten

Tetapi, yang perlu diingat. Kehadiran mahasiswa STISNU Tangerang mengadakan KKM di Desa Wanasari dan Desa Hegarmanah, Lebak bukan untuk mengekplorasi keindahan alamnya dengan tujuan rekreasi tapi lebih pada pengembangan potensi alam yang ada di sana sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.

Mahasiswa bisa membantu mempromosikan tempat wisata alam yang ada di sana agar bisa menarik para wisatawan berkunjung. Apalagi, sebagaimana disampaikan Wakil Ketua I Bagian SDM dan Akademik, Bapak Ecep Isak Fariduddin, MA., salah satu tujuan KKM di Desa Wanasari dan Desa Hegarmanah adalah mengenalkan potensi alam di kedua desa tersebut secara nasional.

Kemampuan mahasiswa peserta KKM dalam dunia IT (walaupun tidak mahir) dan kebiasaan bersentuhan dengan media sosial seperti TikTok, Facebook, Twitter (X), Instagram, dll, bisa dimanfaatkan untuk tujuan promosi. Sebab iklan dan publikasi untuk mengeksplorasi keindahan dan potensi alam yang dimiliki Wanasari dan Hegarmanah masih minim.

Kantor Desa Wanasari, Kec. Cibeber, Lebak

Dari hasil obrolan dengan Kepala Desa Wanasari Bapak Agus Sumardi dan Kepala Desa Hegarmanah Bapak Asep Mulyana, ada banyak hal yang bisa dilakukan mahasiswa peserta KKM. Di antaranya selain mempromosikan wisata alam seperti kebun teh, curug ciporolak, hutan damar, dll, peserta KKM juga bisa berkolaborasi dengan kepala desa setempat mengadakan kegiatan isbat nikah, sunatan massal, mengajar di majlis taklim dan sekolah, mengadakan kegiatan agustusan, dll.

Salah satu problem yang dihadapi warga Desa Wanasari dan Desa Hegarmanah adalah akta nikah. Sebagian besar warga masih belum memiliki akta nikah. Dan pada akhirnya, keadaan itu di kemudian hari menyulitkan mereka sendiri—entah untuk bekerja atau untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Permasalah itu diharapkan bisa diatasi dengan kehadiran mahasiswa peserta KKM.

Dengan dibantu Bu Kumalasari dari Pengadilan Agama Rangkasbitung dan Bapak Yasir sebagai pengacara atau praktisi hukum (keduanya dosen STISNU Tangerang), mahasiswa peserta KKM bisa membantu mengatasi masalah tersebut. Sehingga warga setempat bisa tercatat secara resmi.

KKM ini menjadi kesempatan mahasiswa STISNU Tangerang untuk mengabdi kepada masyarakat. Memang, bentuk dan kegiatan dari pengabdian cukup beragam dan tidak mesti di lokasi yang jauh dan terpencil. Akan lebih baik kegiatan KKM diadakan di sekitar kampus dan tempat yang tidak memakan waktu berjam-jam untuk sampai ke lokasi.

Dalam banyak kegiatan KKM yang pernah dilakukan mahasiswa STISNU Tangerang dari tahun ke tahun, lokasi sekitar kampus sudah sering jadi pilihan. Tentu saja mereka adalah warga Banten. Tetapi ada warga Banten yang jauh nun di sana (Lebak) juga butuh sentuhan mahasiswa peserta KKM dari STISNU Tangerang. Mereka membutuhkan mahasiswa HKI yang bisa membantu menyelesaikan problem keluarga seperti akta nikah. Mereka juga membutuhkan mahasiswa HES agar bisa membantu kemandirian ekonomi warga.

Kantor Desa Hegarmanah, Kec. Cibeber, Lebak

Di momen inilah mahasiwa peserta KKM bisa mengaktualkan ilmu teoritis menjadi praktis. Apa yang telah diterima di bangku kuliah, mahasiswa bisa menerapkannya di dunia riel di tengah masyarakat. KKM merupakan kesempatan bagi mahasiswa untuk menumbuhkan rasa kepedulain sosial kepada masyarakat. Mengasah empati. Hidup berbaur dengan mereka.

KKM bisa menambah pengalaman mahasiswa tentang bagaimana hidup berdampingan dengan orang asing yang baru dikenal, yang punya sifat dan kepribadian yang berbeda. Dalam kondisi seperti itu kemampuan adaptasi mahasiswa sangat diperlukan. Apalagi selama ini mahasiswa diidentikkan sebagai agen perubahan (agent of change). Maka sebelum menjadi aktor perubahan, dia harus mampu mencairkan keadaan terlebih dahulu. Dia harus mampu melewati keadaan apapun.

Dan yang tidak kalah penting dari kegiatan KKM ini adalah upaya mengenalkan STISNU Tangerang kepada masyarakat. Dalam hal ini adalah masyarakat Banten yang ada di Lebak.

Peserta KKM tidak perlu khawatir. Kepala Desa Wanasari dan Kepala Desa Hegarmanah siap bekerjasama secara kolaboratif dan membantu keperluan mahasiswa. Mereka sangat mengapresiasi niat mulia mahasiswa peserta KKM dari STISNU Tangerang untuk mengabdi di tempat mereka. Dan bilamana kedua Kepala Desa itu sudah mengulurkan tangan dengan terbuka maka tak ada cara lain selain menjabatnya.

Pantai Karang Beureum
Kebuh Teh Cikuya, Desa Hegarmanah Lebak
Kebuh Teh Cikuya, Desa Hegarmanah Lebak
Kebuh Teh Cikuya, Desa Hegarmanah Lebak
Kebuh Teh Cikuya, Desa Hegarmanah Lebak

0 komentar untuk “STISNU Tangerang Adakan KKM di Ketinggian 780 Meter”

  1. Semangat mengabdi, membangkitkan semangat cinta tanah air, ini adalah bentuk lain dari perjuangan mahasiswa di era kemerdekaan, mengisi dengan sesuatu yang bermakna, selamat mengikuti KKM , semoga dilancarkan dan selamat hingga akhir kegiatan, aamiin…

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.