STISNU

Pembekalan KKM STISNU Tangerang: Mahasiswa Harus Membangun Potensi Diri

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang, Dr. H. Muhammad Qustulani, MA.Hum., menegaskan tentang pentingnya bagi semua mahasiswa membangun dan mengembangan potensi diri yang dimiliki.

Ilmu yang sudah didapat di bangku kuliah secara teoritik, mesti diamalkan secara praktis di tengah masyarakat agar berdaya guna dan bisa dirasakan banyak khalayak. Semua potensi dan kemampuan mahasiswa harus diaktualkan agar kian tumbuh dan berkembang.

Demikian pesan yang disampaikan Ketua STISNU Tangerang saat memberi sambutan dalam kegiatan pembekalan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) ke-8, yang mengusung tema “Pemberdayaan Desa 3T Melalui Kesadaran Hukum,” di kampus hijau STISNU Tangerang, Jalan Perintis Kemerdekaan II, Cikokol, Selasa (23/Juli/2024).

STISNU Tangerang akan memberangkatkan mahasiswa peserta KKM ke Desa Hegarmanah dan Desa Wanasari, Kecamatan Cibeber, Lebak-Banten, sebagai lokasi tujuan pengabdian dan pelayanan mahasiswa kepada masyarakat, pada Minggu 28 Juli2024. Mahasiswa akan diberangkatkan pukul 08.00 WIB.

Sesampainya di lokasi KKM, mahasiswa, kata Dr. Qustulani, harus menjaga kesantunan dan keadaban yang mencerminkan ciri mahasiswa NU (Nahdlatul Ulama). Sebab, dengan melanggar tata nilai dan tradisi yang lestari di sana, sambung KH. Mahrusillah, MA (Waka III Bag. Mahasiswa), sama saja membuat permusuhan dengan masyarakat, tarkul al ‘adah ‘adawah.

Sebagaimana layaknya orang asing yang akan memasuki kawasan asing, maka hal pertama yang ditekankan oleh Ketua STISNU Tangerang dan Waka III adalah mahasiswa harus “kulonuwun”, permisi, bersilaturahmi mendatangi Jaro setempat (Kepala Desa), tokoh masyarakat, kasepuhan adat, tokoh pemuda, dan pemuka agama. Kepada mereka, disampaikan maksud dan tujuan mahasiswa datang ke daerah tersebut.

Karena mahasiswa peserta KKM akan mengabdi kepada masyarakat di daerah orang lain, maka kebersamaan, saling bergotong royong, dan saling membantu perlu diutamakan. Pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan KKM, kata Waka I Bag. SDM dan Akademik, Ecep Isak Fariduddin, M.A., adalah belajar untuk hidup bersama. Tidak hanya hidup bersama masyarakat setempat, tapi juga bagaimana membangun kesepahaman dan konektivitas di antara teman sendiri.

Apalagi, sambungnya, mahasiswa KKM akan melakukan kerja-kerja pelayanan seperti penyuluhan berupa isbat nikah, pengajaran, bimbingan, promosi tempat-tempat wisata, seminar, dll. Semua rangkaian kegiatan itu membutuhkan kebersamaan, kerja kolektif, bukan saling mengandalkan.

Kegiatan KKM tahun ini, sengaja dipilih daerah 3T (tertinggal, terdalam, terluar). Tertinggal tidak berarti negatif; terbelakang atau jauh dari kemajuan. Tetapi dimaksudkan luput dari perhatian pemerintah pusat.

Buktinya, meski luput dari perhatian pemerintah pusat, Desa Hegarmanah kaya dengan wisata alam seperti Kebon Teh Cikunya, Curug Cikorolak, dan hutan damar, dll. Begitu juga dengan Desa Wanasari mampu memproduksi air bersih untuk dikonsumsi masyarakat setempat dan didistribusikan ke luar kota.

Kegiatan Pembekalan KKM ke-8 dilangsungkan secara offline dan online. Adapun jumlah peserta KKM ada 78 orang dan dikelompokkan kedalam dua kelompok. Kelompok pertama berlokasi di Desa Hegarmanah dengam dosen pembimbing lapangan (DPL) Bu Kumalasari, S.H., M.H. Kelompok kedua berlokasi di Desa Wanasari dengan Dr. Muhamad Sartibi, M.Pd, sebagai DPL-nya.

Semoga peserta mahasiswa KKM bisa mengabdikan ilmunya kepada masyarakat, mengeluarkan selurh potensi yang dimiliki agar bisa dirasakan banyak khalayak. Selamat bekerja. Jaga nama baik kampus. Seluruh dosen mendoakan kalian semua.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.