Tangerang, 8 Mei 2025 — Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang bekerja sama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kabupaten Tangerang sukses menggelar kegiatan Pelatihan Bursa Saham yang menghadirkan narasumber kompeten dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Korea Investment & Securities Indonesia (KISI), dan Bursa Efek Banten.
Kegiatan ini berlangsung dengan lancar dan penuh antusiasme dari para peserta yang sebagian besar merupakan mahasiswa STISNU Nusantara Tangerang. Dalam sambutan pembukaan, Ketua STISNU Nusantara Tangerang, Dr. H. Muhamad Qustulani, MA. Hum., yang dalam hal ini diwakili Wakil Ketua I Bidang Akademik dan Sumber Daya Manusia (SDM), Ecep Ishak Fariduddin, M.A., menyampaikan pentingnya literasi keuangan dan investasi bagi generasi muda, khususnya mahasiswa.
“Kita tidak hanya mencetak sarjana, tetapi juga generasi yang melek ekonomi dan mampu bersaing di dunia kerja. Pelatihan ini adalah bagian dari komitmen kami dalam membangun wawasan mahasiswa tentang dunia investasi yang sehat dan sesuai prinsip syariah,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua MES Kabupaten Tangerang, KH. Mohamad Mahrusillah, MA, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata sinergi antara lembaga pendidikan dan komunitas ekonomi Islam untuk mendorong inklusi pasar modal syariah di kalangan muda. Mahasiswa harus sejak dini dikenalkan investasi seperti bursa saham agar mereka menjadi agen perubahan ekonomi umat di masa depan.
“Kami ingin mahasiswa mengenal lebih dalam dunia investasi, bukan sekadar ikut-ikutan. Dengan memahami instrumen seperti saham, obligasi, dan reksa dana syariah, mereka bisa menjadi agen perubahan ekonomi umat,” jelasnya.
Narasumber Hadirkan Wawasan Strategis tentang Investasi Saham
Analis Senior OJK Banten yang menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut, Rija Fathul Bari, menjelaskan peran regulator dalam mengawasi industri pasar modal serta pentingnya membedakan antara investasi legal dan praktik investasi bodong.
“OJK mendorong literasi keuangan sejak dini agar masyarakat, khususnya generasi muda, tidak mudah terjebak skema investasi ilegal yang marak di media sosial,” katanya menguraikan fenomena investasi bodong yang banyak terjadi di tengah masyarakat.
Narsumber dari KISI, Lutfi, yang menyampaikan strategi dasar dalam berinvestasi saham, seperti analisis fundamental, manajemen risiko, dan prinsip diversifikasi portofolio. “Investasi bukan tentang cepat kaya, tapi tentang mengelola uang dengan cerdas dan konsisten. Mahasiswa harus mulai dengan pemahaman yang kuat, bukan spekulasi,” terangnya.
Sementara itu, Fadly Fatah dari Bursa Efek Banten memaparkan mekanisme kerja Bursa Efek Indonesia (BEI), cara membuka rekening saham, hingga peluang menjadi investor syariah. Ia juga memperkenalkan aplikasi simulasi perdagangan saham untuk latihan.
“Mahasiswa bisa mulai dari simulasi dulu, belajar memahami pergerakan harga, laporan keuangan, dan bagaimana perusahaan go public. Ini akan jadi bekal penting saat terjun ke dunia kerja, terutama di sektor keuangan,” ungkapnya.
Kegiatan ini mendapat respons luar biasa dari seluruh peserta. Salah satu peserta, menyampaikan rasa puasnya atas materi yang diberikan oleh para narsumber. “Sebelumnya saya kira saham itu rumit dan hanya untuk orang kaya. Tapi setelah pelatihan ini, saya jadi paham dan tertarik untuk mulai investasi secara bertahap.”
Pelatihan ini memberikan manfaat konkret bagi mahasiswa, terutama dalam membekali diri menghadapi dunia kerja. Pemahaman tentang bursa saham, pasar modal, investasi syariah, dan literasi keuangan menjadi nilai tambah yang relevan di tengah tantangan ekonomi global saat ini. Selain itu, pelatihan ini juga mengajarkan sikap kehati-hatian, disiplin, dan pengambilan keputusan berbasis data — keterampilan yang sangat dibutuhkan di berbagai sektor kerja, baik keuangan, bisnis, maupun pemerintahan.