STISNU

Dosen STISNU Tangerang Kumalasari, SH., MH Bicara Budaya Patriarki dan Keterwakilan Perempuan dalam Politik

Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang, Ibu Kumalasari, S.H., M.H., menyebut budaya patriarki sebagai penyebab keterwakilan perempuan di dunia politik begitu minim. Hal tersebut dia sampaikan dalam kegiatan sosialisasi pilkada serentak yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Narita Cipondoh Tangerang, 10 Juli 2024 itu, mengangkat tema “Peningkatan Partisipasi Masyarakat pada Pemilih Perempuan dalam Pemilihan Kepala Daerah Serentak Tahun 2024”. Semua peserta yang hadir begitu antusias sebab menyoal peran dan keterwakilan perempuan dalam dunia politik.

Menurut Ibu Kumalasari, S.H., M.H., budaya patriarki akan selalu menempatkan perempuan hanya di ruang domestik, di mana ruang publik yang menjadi medan pertarungan isu-isu politik dianggap bukan bagian dari dunia perempuan. Kaum hawa dibatasi geraknya hanya di dalam rumah. Tidak lebih dari itu.

Sehingga dengan begitu, menurutnya, perempuan benar-benar tidak punya kesempatan untuk mengaktualisasikan potensinya di dunia politik. Kenyataan tersebut sangat tidak menguntungkan bagi kaum perempuan. Padahal, perempuan juga punya hak sebagaimana tertuang dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 dan Pasal 28 UUD 1945.

Pada kesempatan itu, Ibu Kumalasari, S.H., M.H., yang juga panitera di Pengadilan Agama Rangkasbitung, menyoroti potensi terjadinya golput di Kota Tangerang. Kemungkinan itu, katanya, harus bisa diatasi oleh pemerintah. Sementara Majelis Ulama Indonesia (MUI) sendiri, ucapnya, sudah memfatwakan haram golput pada saat pemilu yang dikeluarkan pada tanggal 25 Januari 2009.

Di akhir pembicaraan Ibu Kumalasari, S.H., M.H., mengajak kaum perempuan untuk ikut terlibat secara langsung dalam pemilihan Kepala Daerah Kota Tangerang. Dengan keterlibatan semua unsur masyarakat, di antaranya para perempuan, diharapkan mendapatkan pemimpin yang jujur (siddîq), terpercaya (amânah), aktif dan aspiratif (tablîgh), mempunyai kemampuan (fathânah) demi terwujudnya Kota Tangerang yang sejahtera, berakhlakul karimah dan berdaya saing.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.