Tangerang, 08 Juli 2024
Kedatangan Abah Aliyuddin Zein Pandawa Kresek ke STISNU Tangerang tidak hanya mengijazahkan wirid scurity system tetapi juga mengajarkan munajat wirid Nabi Ibrahim As kepada pengurus STISNU Tangerang. Wiridan ini adalah upaya maksimalisasi rekrutmen mahasiswa baru tahun akademik 2024 yang masih dirasa belum singnifikan. Sebab itu beliau meminta kepada semua sivitas untuk turut mengamalkan amalan doa dari Nabi Ibrahim.
“bertawasulan melalui Nabi Ibrahim berharap seperti orang yang berbondong-bondong berhaji ke baitullah. Nanti ketika pada kalimat Liyashadu ulangi 3 kali, lalu hadirkan dalam hati. Insya Allah, Allah mengkabul hajat kita semua.” ungkapnya
Hal amanat yang disampaikan olehnya kepada Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama dan Keagamaan, Dr. KH. Mahrusillah bahwa wirid ini dilaksanakan miniml seminggu tiga kali, bisa bersama-sama mahasiswa dan dosen. Nanti di tengah malam ajak mereka mengelilingi kampus sebanyak 7 putaran dengan membaca ayat tersebut sampai selesai. Pesannya, ketika pada kalimat liyashadu maka sisipkan nama STISNU Nusantara Tangerang. Semoga Allah melimpahkan barokah dan rahmat_Nya kepada semua keluarga besar STISNU Tangerang.
“nanti akan diseleksi siapa saja mahasiswa yang bisa mendapatkan ijazah ini, kita cari yang memiliki keinginan menguatkan sisi spritualitas.” ujarnya.
Ecep Ishak Fariduddin, MA Waka I Bidang Akademik dan SDM mengingatkan ini adalah ciri khasa dari mahasiswa NU, memiliki ke dalam spiritual kematangan kualitas intelektual tetap berpegang teguh pada ajaran sholeh para ulama (local wisdom). Ketiga hal tersebut merupakan bagian penting dalam mengembangkan kampus NU satu satunya di Banten.
“Jelas NU_nya, jelas barokahnya, jelas didoakan ulama-nya, tersambung sanad keilmuannya.” tambahnya.
Sebab itu, dirinya menghimbau kepada seluruh sivitas akademika STISNU untuk bersama-sama membantu kampus bersosialisasi, dan bisa mengajak teman, sahabat, santri, kader dan lain sebagainya untuk bergabung dengan STISNU Nusantara Tangerang. Pasalnya jika bukan keluarga STISNU dan Nahdlatul Ulama yang mensosialisasikan, dan yang mengajak maka siapa lagi. Kiranya semua bisa ikut bersama mengembangkan Nahdlatul Ulama melalui pendidikan tinggi ini. Mq